BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
belakang
Tumbuhan
merupakan gudang obat yang memiliki manfaat untuk berbagai penyakit.
Pemanfaatan tanaman yang digunakan sebagai tumbuhan obat menyebabkan masyarakat
lebih mengkonsumsi tanaman dibandingkan jika membeli obat modern. Herbarium merupakan tumbuhan yang
telah dikeringkan dengan suatu proses tertentu. Selain itu herbarium dapat
diartikan sebagai koleksi kering spesimen tumbuhan yang digunakan dalam
penelitian maupun sebagai museum tumbuhan.
spesimen tumbuhan yang telah dikeringkan ini menjadi sarana yang penting
untuk studi pembelajaran di masa lalu. Pada awalnya untuk menyebut tumbuhan
yang telah diawetkan ini dipakai istilah “ horto siccus” , “ horto
motuus” , “ horto hiemalis” , “ phytophylacium” .Istilah “ herbarium “ di
perkenalkan oleh Linneaus yang kemudian dipakai sampai sekarang. Saat ini
herbarium tidak hanya merupakan spesiman tumbuhan yang diawetkan tapi juga
mempunyai suatu lingkup kegiatan botani tertentu sebagai sumber informasi dasar
untuk para ahli taksonomi dan berperan sebagai pusat penelitian dan
pengajaran, juga pusat informasi bagi masyarakat umum.
Herbarium diartikan juga sebagai data dengan sejumlah data mentah yang
belum diolah. Masing – masing spesimen dapat memberikan bermacam-
macam informasi, tergantung kelengkapan spesimen data, dan asal-
usul materialnya. Herbarium dapat dibuat dengan 2 macam
cara yaitu cara kering dan cara basah. Sesuai dengan namanya herbarium kering
disimpan dalam keadaan kering sedangkan herbarium basah disimpan dalam keadaan
basah .
Simplisia
adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan
apa pun juga dan kecuali dinyatakan lain,berupa bahan yang dikeringkan.
Simplisia dibedakan menjadi simplisia nabati, simplisia hewani dan simplisia
pelikan (mineral).
1.2 Rumusan
masalah
1.
Apa yang yang
dimaksud dengan simplisia, herbarium, determinasi.
2.
Bagaimana
langka-langkah pembuatan herbarium.
3.
Bagaimana proses
pembuatan simplisia.
4.
Bagaimana cara
determinasi tumbuhan.
1.3 Tujuan
1. Mengetahui tentang simplisia, herbarium, dan
determinasi
2. Mengetahui langkah – langkah pembuatan herbarium
3. Mengetahui proses simplisia
4. Mengetahui cara determinasi tumbuhan
1.4 Manfaat
1.
Mahasiswa dapat
menguraikan langkah-langkah pembuatan herbarium Dan simplisia.
2.
Mahasiswa mampu
merealisasikan cara mendertiminasi tumbuhan.
3.
Memberikan kepada para
mahasiswa bentuk pengalaman nyata serta permasalahan yang dihadapi dunia kerja dan
menumbuhkan rasa tanggung jawab profesi.
4.
Mahasiswa dapat menguasai bentuk morfologi
tumbuhan secara umum
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 BOTANI
Botani
merupakan salah satu bidang kajian dalam biologi yang mengkhususkan diri dalam
mempelajari seluruh aspek biologi tumbuh-tumbuhan. Dengan
demikian, dalam botani dipelajari semua disiplin ilmu biologi untuk mempelajari
pertumbuhan, reproduksi, metabolisme,
perkembangan, interaksi dengan komponen biotik dan komponen abiotik, serta
evolusi tumbuhan.
Orang yang menekuni bidang botani
disebut sebagai botanis.
Botani,
cabang dari biologi yang mengkaji tentang tanaman. Tumbuhan didefinisikan
sebagai organisme multiselular yang bisa berfotosintesis. Organisme tersebut
dinamakan tumbuhan, bagaimanapun, organisme seperti bakteri, alga, dan jamur,
masih dalam ruang lingkup botani, hal itu dikarenakan mereka mempunyai hubungan
sejarah dengan disiplin dan kesamaan mereka terhadap tumbuhan sejati.
Botani mengkaji semua aspek dari
tanaman, dari yang terkecil dan berbentuk paling sederhana sampai yang terbesar
dan paling kompleks, dari kajian tentang segala aspek tentang tanaman individu
sampai interaksi kompleks dari berbagai anggota komunitas tanaman yang kompleks
dengan lingkungan dan hewan.
2. 2 HERBARIUM
Herbarium
adalah spesimen yang digunakan untuk studi taksonomi berupa tumbuhan segar yang
masih hidup tapi biasanya berupa bahan tumbuhan yang telah dimatikan dan
diawetkan dengan metode tersebut.(taksonomi hal.152). Herbarium adalah
tumbuhan utuh yang telah kering. Utuh maksudnya lengkap organ vegetatif dan generatif.
Organ vegetatif terdiri dari akar, batang,
daun sedangkan organ generatif terdiri dari bunga, buah dan biji. Herbarium dapat
digolongkan menjadi 2 yaitu :
1. Herbarium
kering
Tumbuhan yang dapat diambil untuk
dapat dibuat herbarium itu tanaman lengkap, artinya mempunyai akar, batang,
buah, bunga dan sebagainya. Adakalanya tumbuhan tidak selalu diambil lengkap,
maka diambil bagian – bagian yang mewakili dari tumbuhan tersebut.
Syarat-syarat yang diperlukan dalam pengambilan materi herbarium yaitu :
a. Kalau
mungkin dapat diambil seluruh tumbuhan lengkap dengan bunga dan buahnya. Untuk
tumbuh tumbuhan yang berbunga hal ini biasanya diperlukan untuk identifikasi
golongan tanaman paku – pakuan
(pteridophyta)
b. Materi
atau spesimen dengan buah tanpa bunga umumnya kurang berharga daripada yang
berbunga , sebab biasanya akan lebih susah mendeterminasikan atau
mengidentifikasi suatu tanaman tanpa bunga daripada yang mempunyai bunga
c. Materi
yang diambil tanpa bunga atau buah, sangat sukar untuk diidentifikasiatau
mungkin identifikasinya kurang kurang tepat atau kurang teliti, kecuali untuk
tanaman yang mempunyai penampakan bagian – bagian vegetatif yang sangat
menonjol hingga mudah diketahui atau dikenal
d. Jangan
sekali – kali mencampur materi atau spesimen dari tumbuhan yang berbeda tempat
pengumpulannya apalgi yang dikumpulkan pada tanggal yang berbeda.
e. Lebih
baik mempunyai koleksi yang sedikit tetapi
lengkap.
2. Herbarium
basah
Herbarium
basah biasanya untuk tumbuhan jenis bryophyta, larutan penmgawet yang digunakan
adalah alkohol 70%. Apabila
tanaman memerlukan perjalanan jauh dari lokasi kelaboratorium, maka untuk
menghindari terjadinya kerusakan atau pembusukan karena jamur, maka kertas
koran yang diisi dengan materi herbarium dimasukkan ke dalam kantong plastik
atau kaleng yang terbuat dari tima seng dengan tujuan 35x35 cm yang berisi
alkohol 70% kemudian ditutup rapat – rapat (biasanya bertahan sampai kurang
lebih satu bulan). Herbarium
yang baik adalah herbarium yang lengkap organ vegetatif dan generatifnya.
2.3 SIMPLISIA
Simplisia menurut Farmakope indonesia edisi III
adalah bahan alam yang digunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan
apapun juga, kecuali dinyatakan lain berupa bahan yang dikeringkan. Penyiapan sampel
(simplisia) merupakan proses memperoleh simplisia dari alam yang baik dan
memenuhi syarat – syarat mutu yang dikehendaki. Simplisia adalah bahan
alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum mengalami proses pengolahan
apapun juga kecuali dinyatakan lain berupa bahan yang telah dikeringkan.
(Farmakope indonesia III:xxx)
Simplisia
dapat digolongkan menjadi 3 yaitu :
a.
Simplisia Nabati
Simplisia berupa
tanaman utuh , bagian tanaman eksudat tanaman.eksudat tanaman ialah isi sel
yang secara spontan keluar dari tanaman atau isi sel yang dengan cara tertentu
dikeluarkan dari selnya atau zat – zat nabati lainnya dengan cara tertentu
dipisahkan dari tanamannya dan belum berupa zat kimia murni
b. Simplisia
Hewani
Simplisia berupa hewan
utuh, bagian hewan atau zat – zat berguna yang dihasilkan oleh hewan
dan belum berupa zat kimia murni
c. Simplisia
pelican (mineral)
Simplisia yang berupa
bahan pelican (mineral) yang belum
diolah dengan cara sederhana dan belum berupa zat kimia murni
2.
4 DETERMINASI
Determinasi
adalah suatu kata yang begitu hebat yang mencerminkan sifat-sifat seorang yang
berhasil dalam dunia ini. Determinasi tumbuhan dilakukan untuk mengidentifikasi
klasifikasi tumbuhan tersebut berdasarkan ciri – ciri morfologi maupun
anatominnya. Kata kunci determinasi atau kunnci dikotom adalah cara atau
langkah dan mengenali organisme dan mengelompokkannya pada takson makhluk
hidup. Kunci dikotomis berisi deskripsi ciri – ciri organisme yang disajikan
dengan karakter berlawanan. Kunci dikotomis terdiri dari sederetan pernyataan
yang terdiri dari dua baris dengan ciri yang berlawanan.
BAB III
METODE KERJA
3.1 Alat
dan bahan
3.1.1
Herbarium
3.1.1.1
Alat Herbarium
1.
Cuter 2.
Gergaji
3.
Gunting
3.1.1.2 Bahan Herbarium
1.
Alkohol 2. Bambu
3.Karung 4. Kapas
5.
Kertas
HVS 6. Lakban
7.
Kompas
3.1.2
Simplisia
3.1.2.1
Alat simplisia
1.
Cuter 2. Gergaji
3.Gunting
3.1.1.2 Bahan simplisia
1.
Alkohol 2. Bambu
3.Karung 4. Kapas
6.
Lakban
5.
Kertas HVS
7. Kompas
3.2 LOKASI DAN
WAKTU PELAKSANAAN
3.2.1 lokasi
pelaksanaan PKL
Tempat
pelaksanaan PKL di Desa Bilungala Kecamatan Bone pantai Kabupaten Bone Bolango Provinsi
Gorontalo
3.2.2 Waktu pelaksanan PKL
Pelaksanaan PKL dilaksanakan pada tanggal 6 sampai 9
oktober 2011
3.3 Cara Kerja
3.3.1
Herbarium
HERBARIUM
(SKEMA)
-
Disortasi basah
-
Pencucian sampel
-
Dicuci dengan alkohol 70%
-
Dipress dengan sasak
-
Dikeringkan
-
Diberi
keterangan dan dibingkai
3.3.2 Simplisia
Simplisia (SKEMA)
-
Di panen
-
Disortasi basah
-
Pencucian sampel
- Dikeringkan - Dikeringkan
- Digunting
berbentuk dadu - Digunting seperti Dadu
- Disimpan pada
wadah berkaca - Disimpan pada wadah berkaca
-
Dihaluskan
BAB IV
HASIL DAN
PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Kerja
4.1.1
Herbarium
hasil
kerja herbarium telah kami kerjakan melalui tahap-tahap pembuatan herbarium
tetapi hasil herbarium yang kita dapat sekarang belum mengalami hasil akhir
karena dalam pembuatan herbarium setelah di pres dan di tempelkan kemudian di
simpan selama 3 bulan di tempat yang
tidak mudah berjamur, untuk menghasilkan hasil yang memuaskan. Kegunaan
pembuatan herbarium adalah untuk menambah wawasan tentang keanekaragaman yang
berasal dari tumbuhan sehingga kita bisa juga mendikripsikan tumbuh-tumbuhan
yang akan dibuat untuk herbarium
4.1.2
Simplisia
Hasil
akhir dari pembuatan simplisia telah selesai dari simplisia serbuk maupum simplisia haksel . untuk simplisia yang serbuk
hasilnya dalam bentuk serbuk artinya sudah dihaluskan dengan cara ditumbuk
menggunakan alu . sedangkan simplisa dalam bentuk haksel hasilnya masih dalam
bentuk potongan kecil-kecil .
4.2 pembahasan
4.2.1
herbarium
1.
tanaman utuh
Jeruk
purut
a. Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Maknoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Rodidae
Ordo : Sapindales
Family : Rutaceae
Genus : Citrus
Spesies : Citrus hystrix
(platmator)
b.
Deskripsi
Tanaman
jeruk purut berasal dari kawasan indo-malaya yang mencakup indo-cina, malaysia,
indonesia, filipina (asia tenggara). Pohonnya pendek dan rindang. Berumur
pendek, buahnya sangat lebat dan produktuktif berbuah sepanjang tahun. Tmpat
tumbuh pada dataran rendah 1-400 m dpl.
Akar
tumbuhan jaruk purut merupakan akar yang berbentuk tunggang (radix primaria).
Batang
berkayu berbentuk bulat (teres),
bercabang monopodial dengan permukaan berduri (spinosus), arah tumbuh batang tegak lurus (erectus), arah tumbuh cabang condong ke atas (patens).
Daun
jeruk purut merupakan daun tidak lengkap yang tidak memiliki pelepah, helain
daun berbentuk bulat telur (ovatus),
daun menyirip beranak daun satu (unifoliolatus),
pangkal daun tumpul (obtusus), ujung
daun tumpul (obtusus), tulang daun
menyirip (penninervis), tepi daun
rata berbagi menyirip (pinnatipartitus),
tangkai daun pendek, permukaan daun mengkilat (nitidus), daging daun seperti kulit atau belulang (coriaceus), dengan warna daun hijau tua.
Bunga berbentuk seperti bintang (rotatus),
bertangkai pendek berbunga banyak (planta
multifolia) dengan warna putih kekuningan.
Buah
berbentuk bulat seperti bola golf dengan kulit berwarna hijau, berkerut dan
berbenjol-benjol. Daging buah terasa asam dan pahit getir.
c.
Kandungan kimia
Daun
mengandung tanin 1,8 %, steroid triterpenoid, dan minyak atsiri 1-1,5% v/b.
Kulit buah mengandung saponin, tanin 1%, steroid triterpenoid dan minyak atsiri
yang mengandung sitrat 2-2,5% v/d.
d.
Khasiat dan manfaat
Daun
berkhasiat sebagai stimulan dan penyegar. Digunakan untuk mengatasi badan letih
dan iemah sehabis sakit berat. Kulit buah berkhasiat sebagai stimulan, berbau
khas aromatik, rasanya agak asin, kelat dan lama-kelamaan agak pahit. Buah di
gunakan untuk mengatasi influensa, badan terasa lelah, rambut kepala yang bau,
serta kulit bersisik dan mengelupas.
.
Batak: unte mukur, unte pangir; Lampung:
lumo purut, lemau sarakan; Nias: dema kafalo; Sunda, Jawa: limau purut, jeruk
wangi, jeruk purut; Bali: jeruk linglang, jeruk purut; Flores: mude mantang
busur, mude nelu; Seram: ahusi lepea; Bragis: lemo puru; Arafuru: munte kereng;
Ambon: usi ela; Halmahera: lemo jobatai, wama faleela.
1.
Daun
1)
Biduri.
a.
Klasifikasi
-
Kindom : Plantae
-
Subkindom : Tracheobionta
-
Superdivisi : Spermatophyta
-
Divisi : Maknoliophyta
-
Kelas : Magnoliopsida
-
Subkelas : Asteridae
-
Ordo : Gentinales
-
Famili : Asclepiadaceae
-
Genus : Calotropi
-
Species : Calotropis gigantae.
b.
Deskripsi
Biduri
(Calotropis gigantea) merupakan tumbuhan perdu liar yang berasal dari
India yang sangat sulit untuk dibasmi karena perkembangbiakannya yang cepat.
Berumur menahun atau pariental. Selain itu, juga mengandung berbagai zat toxic
yang biasa disebut zat alelopati. Zat inilah yang melindunginya dari
insekta pengganggu. Zat alelopati pada tanaman merupakan bahan yang dapat
dimanfaatkan sebagai insektisida alami. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(2005), biduri adalah pohon yang seratnya dapat dijadikan pakaian; Calotropis
gigantea. Tanaman .ini tersebar di seluruh Asia Tenggara, biasanya tumbuh
di tanah yang kurang subur, padang rumput kering dari lereng-lereng gunung yang
rendah, serta di pantai pada dataran tinggi pada ketinggian 500-1500 m dpl dengan frekuensi yang banyak (Anonim2 2009).
Daun biduri merupakan
daun tidak lengkap karena tidak memiliki upih dan tangkai daun (vagina dan petiolus) tetapi hanya
memiliki helaian daun (lamina) yang
melekat atau duduk pada batang yang
di sebut daun duduk (sissilia),
bentuk helaian daun bangun bulat telur (ovatus),
ujung daun tumpul (obtusus), tulang
daun menyirip (penninervis), tepi
daun rata (integer), permukaan daun
berambut kasap (scaber), daging daun
seperti kulit atau belulang (coreaceus),
warna daun hijau muda putih. Bunga
majemuk, berbentuk payung (umbella),
dengan titik tumbuh di ketiak daun (axillaris),
tangkai panjang berbunga banyak (planta
multifolia) dengan warna kelopak warna hijau, mahkota berwarna putih
sedikit keunguan.
c.
Kandungan kimia
Akar mengandung saponin, sapogenin, kalotropin, kalotoksin, uskarin,
kalaktin, gigantin dan harsa. Daun mengandung saponin, flavonoid, polivenol,
tanin, dan kalsium oksalat. Batang mengandung tanin, saponin, dan kalsium
oksalat. Getah mengandung racun jantung yang menyerupai digitalis.
d.
Khasiat dan manfaat
Kulit akar berkhasiat
melancarkan aliran empedu ke usus, pembulu keringat, perangsang muntah, memacu
kerja enzim pencernaan dan peluruh kencing. Kulit kayu berkhasiat sebagai
emetik sedangkan bunga berkhasiat sebagai tonik dan untuk menambah nafsu makan.
Daun berkhasiat sebagai obat kulit dan menghilangkan gatal. Getah beracun dan
dapat menyebabkan muntah, tetapi berkhasiat sebagai obat pencahar. Kulit akar
di gunakan sebagai pengobatan demam, perut terasa penuh, kaki pegal dan lemas,
gigitan ular beracun, borok kronis. Daun di gunakan untuk pengobatan kudis,
luka, borok, sariawan, gatal pada cacar air, campak, demam dan batuk. Bunga di
gunakan sebagai pengobatan radang lambung, batuk, sesak nafas, influensa,
kencing nanah dan kusta. Getah di gunakan untuk pengobatan bisul, eksim, luka,
sakit gigi, dan pembesaran kelenjar getah bening.
b.
Nama daerah
Sumatera: Rubik,
biduri, rembega, lembega, rumbigo; Jawa: babakoan, badori, biduri, widuri,
saduri; Bali: monori, maduri; Nusa tenggara: modo kapouk, kolonsusu, kore;
Sulawesi: rambega.
1.
Bugenfil.
a.
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Subkindom : Tracheobionta
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Maknoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Hamametidae
Ordo : Curryophyllate
Family : Nictaginaceae
Genus : Bougainvillea
Spesies : Bougainviilea spectabilis
b.
Deskripsi.
Tumbuhan bugenfil
merupakan tumbuhan perdu tahunan atau berbatang keras, tempat tubuh pada
dataran rendah dengan ketinggian 1-1400 m di atas permukaan laut, dengan
frekuensi keberadaan tanaman banyak, hidup di permukaan tanah yang lembab,
kering, dan tanah yang berbatu dan berkerikil yang biasanya di jadikan tanaman
hias dengan perkembang biakan yang cepat.
Daun bogenfil
merupakan daun tidak lengkap karena tidak memiliki upih daun (vagina) ) tetapi hanya memiliki helaian
daun (lamina) dan tangkai daun (petiolus), bentuk helaian daun bangun
jantung (cordatus), ujung daun
meruncing (acuminatus),pangkal daun
berlekuk (emarginatus), tulang daun
menyirip (penninervis), tepi daun
rata (integer), permukaan daun licin
(laevis), daging daun seperti kertas
(papyraceus), warna daun hijau tua.
c.
Kandungan kimia
Daun, bunga, akar, dan
kulit batang mengandung saponin dan polifenol.
3. Sambiloto
a. Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Subkindom : Tracheobionta
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Asteridaea
Ordo : Scrophulariales
Family : Achantaceae
Genus : Andrographis
Spesies :Andrographis paniculata
b. Deskripsi.
Tumbuhan
sambiloto merupakan terna musiman atau tumbuhan anual, tumbuh liar di tempat
terbuka, seperti tepi sungai, tanah lengkap, tumbuh di dataran rendah pada
ketinggian 700 m di atas permukaan laut, dengan frekuensi keberadan tumbuh
banyak yang tumbuh liar dengan perkembang biakan yang cepat.
Daun sambiloto merupakan daun tidak lengkap karena tidak memiliki upih daun
(vagina) ) tetapi hanya memiliki
helaian daun (lamina) dan tangkai daun
(petiolus), bentuk helaian daun
bangun lanset (lanceolatus), ujung
daun meruncing (acuminatus),pangkal
daun runcing (acutus), tulang daun
menyirip (penninervis), tepi daun
rata (integer), permukaan daun licin
(laevis), daging daun seperti
perkamen (perkamenteus), warna daun
hijau tua.
c. Kandungan kimia
Deoksiandrografolid,
andrografolid, neoandrografolid, 14-deoksi-11-1, polimetoksiflavon,
didehidroandrografolid, homoandrografolid, flavonoid, alkane, keton, aldehid,
mineral, asam kresik dan damar.
c.
Khasiat dan manfaat
Berkhasiat
sebagai obat hepatitis, kencing manis, darah tinggi, kangker, kusta, asma,
leptospirosus, radang amandel, malaria, pneumonia dan bronkitis.
d.
Nama daerah
Sunda:
ki oray, ki peurat, takilo; Jawa: bidara, sadilata, sambilata, takila; Sumatra:
pepaitan.
4, Mangga
a. Klasifikasi.
Kingdom : Plantae
Subkindom : Tracheobionta
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Maknoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Rosidae
Ordo : Sapindales
Family : Anacardiaceae
Genus : Mangifera
Spesies : Mangifera indica
b.
Deskripsi.
Tumbuhan mangga merupakan tumbuhan menahun atau tumbuhan keras, tempat
tumbuh pada dataran rendah dengan ketinggian 5-1200 m di atas permukaan laut
yang tumbuh bebas di atas tanah dengan frekuensi tanaman banyak pada keadaan
curah hujan yang tidak terlalu tinggi . Merupakan tanaman yang di perbanyak
dengan biji yang berbatang keras, berasal dari India laliu menyebar ke
Indonesia dan Malaisia.
Daun mangga merupakan daun tidak
lenkap karena tidak memiliki upih daun (vagina)
) tetapi hanya memiliki helaian daun (lamina)
dan tangkai daun (petiolus), bentuk
helaian daun bangun jorong (ovalis),
ujung daun runcing (acutus),pangkal
daun tumpul (obtusus), tulang daun
menyirip (penninervis), tepi daun
rata (integer), permukaan daun licin
(laevis), daging daun seperti kulit
atau belulang (coriaceus), warna daun
hijau tua.
c. Kandungan kimia
Vitamin C, karoten dan
flavonoid.
d. Khasiat dan manfaat
Berkhasiat harotenoid,
pengelat, peluruh urine, penyegar, penambah nafsu makan, pencakar ringan,
peluruh dahak, antioksidan, penyembuhan radang kulit, influensa, asma, gangguan
penglihatan, gusi berdarah, radang tenggorokan, sesak nafas, diare, bisul,
kudis, perut mules, cacingan, keputihan dan rematik.
e.
Nama daerah
Gorontalo: oile
1.
Tembelekan
a.
Klasifikasi.
Kingdom : Plantae
Subkindom : Tracheobionta
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Maknoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Acteridae
Ordo : Lamiales
Family : Verbinaceae
Genus : Lantana
Spesies : lantana camara
b.
Dekripsi
Tumbuhan
tembelekan merupakan tumbuhan perdu tegak atau setengah merambat, dalam
golongan semak berduri, tempat tumbuh pada dataran tinggi dengan ketinggian
sampai 1.700 m di atas permukaan laut, di tempat panas, banyak dipakai sebagai
tanaman pagar, hidup liar di tanah dengan frekuensi tanaman yang banyak.
Daun tembelekan merupakan daun tidak lengkap karena tidak memiliki
upih (vagina) tetapi hanya memiliki helaian daun (lamina) dan tangkai daun (petiolus),
bentuk helaian daun bangun bulat telur (ovatus),
ujung daun meruncing (acuminatus),
pangkal daun tumpul (obtusus) tulang
daun menyirip (penninervis), tepi
daun bergerigi (serratus), permukaan
daun berambut banyak (pilosus),
daging daun tipis lunak (herbaceus),
warna daun hijau kekuning-kuningan. Bunga
majemuk, berbentuk bulir (spica),
dengan titik tumbuh di ujung daun, tangkai panjang berbunga banyak (planta multifolia) dengan warna kuning
orange. Buah buni, berbentuk bulat berwarna hijau.
c.
Kandungan kimia
Lantadene A, lantadene
B, lantanolic acid, lantic acid, humulena, beta-caryophyllena, gamma-terpidena,
alpha-pinene, dan p-cymene.
d.
Khasiat dan manfaat
Berkhasiat sebagai
obat influensa, TBC, rematik, keputihan, batuk darah, sakit kulit, bisul,
bengkak, gatal-gatal, panas tinggi, asma, memar, dan menghentikan pendarahan.
e.
Nama daerah
Sunda: kembang satek, saliyara, tahi ayam; Jawa: kembang telek, tembelekan;
Madura: kamanjo, tamanjho; Sumatra: bunga pagar, lai ayam.
2.
Batang
1.
Tembelekan..
a.
Deskripsi.
Batang tumbuhan
sambiloto merupakan batang berkayu (lignosus)
dalam golongan tumbuhan semak (frutice),
bentuk batang induk bangun bulat atau bundar (teres) dengan batang muda berbentuk persegi empat (quadrangularis), bercabang simpodial
dengan permukaan berambut dan berduri (pilosus
dan spinosus), arah tumbuh batang
tegak lurus (erectus), arah tumbuh
cabang condong keatas (patens), dengan warna batang coklat orange dan batang muda berwarna
hijau.
b.
Kandungan kimia
Lantadene A, lantadene
B, lantanolic acid, lantic acid, humulena, beta-caryophyllena, gamma-terpidena,
alpha-pinene, dan p-cymene.
c.
Khasiat dan kegunaan
Berkhasiat sebagai
obat influensa, TBC, rematik, keputihan, batuk darah, sakit kulit, bisul,
bengkak, gatal-gatal, panas tinggi, asma, memar, dan menghentikan pendarahan.
2.
Sambiloto.
a.
Deskripsi
Batang sambiloto
merupakan batang berumput (camus), berbentuk segi empat (quadrangularis), bercabang monopodial
dengan permukaan licin (laevis), arah
tumbuh batang tegak lurus (erectus),
arah tumbuh cabang condong ke atas (patens)
dengan warna batang hijau.
b. Kandungan
kimia,
Deoksiandrografolid,
andrografolid, neoandrografolid, 14-deoksi-11-1, polimetoksiflavon,
didehidroandrografolid, homoandrografolid, flavonoid, alkane, keton, aldehid,
mineral, asam kresik dan damar.
c. Khasiat
dan kegunaan
Berkhasiat
sebagai obat hepatitis, kencing manis, darah tinggi, kangker, kusta, asma,
leptospirosus, radang amandel, malaria, pneumonia dan bronkitis.
3.
Akar
1.
Ginje.
a.
Klasifikasi.
Kingdom : Plantae
Subkindom : Tracheobionta
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Maknoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Acteridae
Ordo : Gentianales
Family : Apocynaceae
Genus : Thevetia
Spesies : Thevetia peruviana
b.
Deskripsi.
Tumbuhan ginje
merupakan tumbuhan perdu semusim yang berkayu (lignosus) dalam golongan semak
(frutice), tempat tumbuh pada dataran rendah ketinggian 900 m di atas permukaan
laut yang tumbuh liar tanah pada ladang dan sebagai tanaman hias pada daerah
kering, terdapat dalam keadaan banyak di darat.
Akar berbentuk tunggang
(radix primaria), dengan cabang akar
yang banyak yang memiliki bagian-bagian leher atau pangkal akar (collum), ujung akar (apex radicis), batang akar (corpus radicis), cabang-cabang akar (radix lateralis), serabut akar (fibrilla radicalis), rambut-rambut akar
atau bulu-bulu akar (pilus radicalis),
dan tudung akar (calyptra).
c.
Kandungan kimia
Tevetiana (alkaloid gigitalis),
nerifolin, perufosida, rufosida, dan
minyak lemak.
Khasiat dan manfaat
Berkhasiat sebagai
tonik, diuretik, antibengkak, dan mengobati infeksi kulit.
d.
Nama daerah
Ginji, ghinje, bunga
terompet, dan oleander kuning.
BAB V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Setelah
kami melaksanakan praktek kerja lapangan untuk mata kuliah BOTANI dan membuat
Laporan ini, maka dapat diambil kesimpulan sebagaiberikut :
·
Praktek kerja lapangan
ini dapat memperluas dan menambah wawasan bagi mahasiswa dalam pendidikan di
dunia kerja.
·
Praktek kerja lapangan
ini juga dilaksanakan untuk menambah suatu gambaran dalam menjalani dunia
kerja.
·
Memiliki tujuan dalam bidang
keterampilan bagi mahasiswa untuk setiap praktek yang menerapkan teori-teori
langsung pada obyeknya.
·
Mahasiswa diharapkan
dapat lebih mengerti dan memahami matakuliah yang menyangkut pada praktek kerja
lapangan ini.
5.2
Saran :
5.2.1 Mahasiswa
Pelaksanaan praktek ini diharapkan dapat membantu mahasiswa
dalam mata kuliah BOTANI yang
nantinya teori-teori pembelajaran
langsung pada obyeknya.
5.2.2 Dosen
Agar dapat memantau kegiatan mahasiswa yang sedang
melaksanakan PKL secra intensif
sehingga segala kesulitan yang
timbul dapat dipecahkan bersama.
5.2.3 Asisten
Dapat memberikan pembelajaran yang
berhubungan dengan
pekerjaan mahasiswa
pada saat melaksanakan PKL, sehingga
mahasiswa dapat
mengerti dan memahami pekerjaan yang
dilaksanakan.
5.2.4 Masyarakat
Agar dapat lebih memahami disekitar lingkungan
mereka terdapat
bahan-bahan alam yang memiliki
khasiat atau kegunaan sebagai
bahan pengobatan pada panyakit.
LAMPIRAN :
-
Kegiatan Herbarium
Alat
:
Ø Gunting
Ø Bambu
Ø
Linggis
Ø pensil
Ø pisau
Ø Paku
Ø Palu
Bahan :
Ø Alkohol
70%
Ø Botol
plastik
Ø Karung
Ø Koran
Ø Tali
rapia
r
Ø Sasak
Ø Lakban
Ø Kapas
-
Kegiatan simplisia
Alat :
Ø Pisau
Ø Gunting
Bahan :
Ø Koran
·
Karung
Kegiatan
pembuatan herbarium
·
Pembuatan sasak
·
Mencari tanaman
Tumbuhan yang dapat dibuat
herbarium sedapat mungikin harus lengkap, artinya mempunyai
akar, batang, buah, daun, bunga dan
sebagainya.
Daun :
Usahakan memperoleh daun daun
vertil ( yang mengandung sporangia/sprongium ) dan daun-daun steril ( yang tidak
mengandung sporangia/sporangium ),sebab ada paku-pakuan yang kedua macam daun
ini berbeda,baik bentuk maupun warna
§ Batang
dan akar
Bagian tanaman yang diambil berupa
batang dan diambil dan dibersihkan dengan air setelah kering kedalam Koran .
·
Pencucian
Pencucian dibersihakn dengan air
mengalir sebab untuk membersihkan tanaman dari benda benda asing dari luar (
tanah, batu dan sebagainya )dan memisahkan tanaman yang tidak dikehendaki .
·
Pengawetan tanaman herbarium dengan
memakai alkohol 70%
Karena
alkohol 70% mengandung anti bacterial yang dapat mencegah pengaruh bakteri dan
jamur .
·
Pewadahan dengan menggunakan lakban
tetapi jangan sampai terkena bagian tumbuhan
Karena
dapat merusak tumbuhan .
·
Hasil pewadahan daun
·
Hasil pewadahan akar
·
Hasil pewadahan batang
·
Hasil pewadahan tanaman utuh
·
Proses pengepresan
·
Hasil herbarium
Kegiatan
pembuatan simplisia
·
Pasca panen
Apabila
pengambilan dilakukan secara langsung maka harus memperhatikan keterampilan
sipemetik, misalnya di kehendaki daun yang muda,maka daun yang tua jangan
dipetik dan jangan merusak tanaman lainnya dan dan waktu pengambilan
09.00-12.00 karena pada waktu tersebut reaksi fotosintesis belangsung dengan
sempurna .
·
Pencucian/sortasi basah
Untuk membersihkan tanaman dari
benda-benda asing dari luar (tanah, batu, dsb ).
·
Perajangan
Perajangan dilakukan untuk
mempermudah proses pnegeringan dan pewadahan .
·
Pengeringan
Tujuan pengeringan untuk
mendapatkan simplisia yang awet,tidak rusak dan dapat digunakan dalam jangka
waktu yang relatife lama, mengurangi kadar air dan mudah dalam penyimpanan dan
dihaluskan bila dibuat serbuk .
·
Sortasi kering
Sortasi kering dilakukan sebelum
pewadahan yang bertujuan memisahkan sisa-sia benda asing atau bagian tanaman
yang tidak dikehendaki
·
Pengepakan
Haksel
:
Serbuk
:
Jadwal kegiatan
·
Berangkat Kelokasi :
·
Tiba dilokasi/persiapan posko
·
Apotik hidup
·
Pembuatan sasak
·
Pkl dan pembuatan
·
Refresing
DAFTAR
PUSTAKA
Dr.
Van Steeeins, C.G.G.J. 2008 flora
PT Pradnya Paramita; Jakarta.
Tjitrosoempomo,G.1985.morfologi tumbuhan.Gajah Mada University
Press; Yogyakarta.
Anonym.1979.Farmakope edisi3 Departemen Kesehatan
Republik Indonesia;Jakarta.
Anonym.2011.botani farmas, (online)
http//wikipedia.org (diakses 20 oktober 2011).
Anonym.2010.simplisia,(online)
http://dprayetno.files.wordpress.(diakses 18 oktober 2011).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar