Kamis, 19 April 2012

tugas laporan botani semester 1


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar belakang

Tumbuhan merupakan gudang obat yang memiliki manfaat untuk berbagai penyakit. Pemanfaatan tanaman yang digunakan sebagai tumbuhan obat menyebabkan masyarakat lebih mengkonsumsi tanaman dibandingkan jika membeli obat modern. Herbarium merupakan tumbuhan yang telah dikeringkan dengan suatu proses tertentu. Selain itu herbarium dapat diartikan sebagai koleksi kering spesimen tumbuhan yang digunakan dalam penelitian maupun sebagai museum tumbuhan.
spesimen tumbuhan yang telah dikeringkan ini menjadi sarana yang penting untuk studi pembelajaran di masa lalu. Pada awalnya untuk menyebut tumbuhan yang telah diawetkan ini  dipakai istilah “ horto siccus” ,  “ horto motuus” , “ horto hiemalis” , “ phytophylacium” .Istilah “ herbarium “ di perkenalkan oleh Linneaus yang kemudian dipakai sampai sekarang. Saat ini herbarium tidak hanya merupakan spesiman tumbuhan yang diawetkan tapi juga mempunyai suatu lingkup kegiatan botani tertentu sebagai sumber informasi dasar untuk para ahli taksonomi dan berperan sebagai  pusat penelitian dan pengajaran,  juga pusat informasi bagi masyarakat umum. 




Herbarium diartikan juga sebagai data dengan sejumlah data mentah yang belum diolah. Masing – masing spesimen  dapat memberikan bermacam- macam  informasi, tergantung  kelengkapan spesimen data, dan asal- usul  materialnya. Herbarium dapat dibuat dengan 2 macam cara yaitu cara kering dan cara basah. Sesuai dengan namanya herbarium kering disimpan dalam keadaan kering sedangkan herbarium basah disimpan dalam keadaan basah .
Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apa pun juga dan kecuali dinyatakan lain,berupa bahan yang dikeringkan. Simplisia dibedakan menjadi simplisia nabati, simplisia hewani dan simplisia pelikan (mineral).

1.2 Rumusan masalah
1.      Apa yang yang dimaksud dengan simplisia, herbarium, determinasi.
2.      Bagaimana langka-langkah pembuatan herbarium.
3.      Bagaimana proses pembuatan simplisia.
4.      Bagaimana cara determinasi tumbuhan.
1.3 Tujuan
1.      Mengetahui tentang simplisia, herbarium, dan determinasi
2.      Mengetahui langkah – langkah pembuatan herbarium
3.      Mengetahui proses simplisia
4.      Mengetahui cara determinasi tumbuhan





1.4  Manfaat

1.      Mahasiswa dapat menguraikan langkah-langkah pembuatan herbarium   Dan simplisia.
2.      Mahasiswa mampu merealisasikan cara mendertiminasi tumbuhan.
3.      Memberikan kepada para mahasiswa bentuk pengalaman nyata serta    permasalahan yang dihadapi dunia kerja dan menumbuhkan rasa tanggung jawab profesi.
4.       Mahasiswa dapat menguasai bentuk morfologi tumbuhan secara umum














BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
       2.1     BOTANI
Botani merupakan salah satu bidang kajian dalam biologi yang mengkhususkan diri dalam mempelajari seluruh aspek biologi tumbuh-tumbuhan. Dengan demikian, dalam botani dipelajari semua disiplin ilmu biologi untuk mempelajari pertumbuhan, reproduksi, metabolisme, perkembangan, interaksi dengan komponen biotik dan komponen abiotik, serta evolusi tumbuhan.
Orang yang menekuni bidang botani disebut sebagai botanis. Botani, cabang dari biologi yang mengkaji tentang tanaman. Tumbuhan didefinisikan sebagai organisme multiselular yang bisa berfotosintesis. Organisme tersebut dinamakan tumbuhan, bagaimanapun, organisme seperti bakteri, alga, dan jamur, masih dalam ruang lingkup botani, hal itu dikarenakan mereka mempunyai hubungan sejarah dengan disiplin dan kesamaan mereka terhadap tumbuhan sejati.
Botani mengkaji semua aspek dari tanaman, dari yang terkecil dan berbentuk paling sederhana sampai yang terbesar dan paling kompleks, dari kajian tentang segala aspek tentang tanaman individu sampai interaksi kompleks dari berbagai anggota komunitas tanaman yang kompleks dengan lingkungan dan hewan.

2. 2 HERBARIUM
Herbarium adalah spesimen yang digunakan untuk studi taksonomi berupa tumbuhan segar yang masih hidup tapi biasanya berupa bahan tumbuhan yang telah dimatikan dan diawetkan dengan metode tersebut.(taksonomi hal.152). Herbarium adalah tumbuhan utuh yang telah kering. Utuh maksudnya lengkap organ vegetatif dan generatif.
 Organ vegetatif terdiri dari akar, batang, daun sedangkan organ generatif terdiri dari bunga, buah dan biji. Herbarium dapat digolongkan menjadi 2 yaitu :
1.      Herbarium kering
Tumbuhan yang dapat diambil untuk dapat dibuat herbarium itu tanaman lengkap, artinya mempunyai akar, batang, buah, bunga dan sebagainya. Adakalanya tumbuhan tidak selalu diambil lengkap, maka diambil bagian – bagian yang mewakili dari tumbuhan tersebut. Syarat-syarat yang diperlukan dalam pengambilan materi herbarium yaitu :
a.       Kalau mungkin dapat diambil seluruh tumbuhan lengkap dengan bunga dan buahnya. Untuk tumbuh tumbuhan yang berbunga hal ini biasanya diperlukan untuk identifikasi golongan tanaman    paku – pakuan (pteridophyta)
b.      Materi atau spesimen dengan buah tanpa bunga umumnya kurang berharga daripada yang berbunga , sebab biasanya akan lebih susah mendeterminasikan atau mengidentifikasi suatu tanaman tanpa bunga daripada yang mempunyai bunga
c.       Materi yang diambil tanpa bunga atau buah, sangat sukar untuk diidentifikasiatau mungkin identifikasinya kurang kurang tepat atau kurang teliti, kecuali untuk tanaman yang mempunyai penampakan bagian – bagian vegetatif yang sangat menonjol hingga mudah diketahui atau dikenal
d.      Jangan sekali – kali mencampur materi atau spesimen dari tumbuhan yang berbeda tempat pengumpulannya apalgi yang dikumpulkan pada tanggal yang berbeda.
e.       Lebih baik mempunyai koleksi yang sedikit tetapi  lengkap.


2.      Herbarium basah
Herbarium basah biasanya untuk tumbuhan jenis bryophyta, larutan penmgawet yang digunakan adalah alkohol 70%. Apabila tanaman memerlukan perjalanan jauh dari lokasi kelaboratorium, maka untuk menghindari terjadinya kerusakan atau pembusukan karena jamur, maka kertas koran yang diisi dengan materi herbarium dimasukkan ke dalam kantong plastik atau kaleng yang terbuat dari tima seng dengan tujuan 35x35 cm yang berisi alkohol 70% kemudian ditutup rapat – rapat (biasanya bertahan sampai kurang lebih satu bulan). Herbarium yang baik adalah herbarium yang lengkap organ vegetatif dan generatifnya.

2.3       SIMPLISIA
Simplisia menurut Farmakope indonesia edisi III adalah bahan alam yang digunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun juga, kecuali dinyatakan lain berupa bahan yang dikeringkan. Penyiapan sampel (simplisia) merupakan proses memperoleh simplisia dari alam yang baik dan memenuhi syarat – syarat mutu yang dikehendaki. Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum mengalami proses pengolahan apapun juga kecuali dinyatakan lain berupa bahan yang telah dikeringkan. (Farmakope indonesia III:xxx)
Simplisia dapat digolongkan menjadi 3 yaitu :
a.    Simplisia Nabati
Simplisia berupa tanaman utuh , bagian tanaman eksudat tanaman.eksudat tanaman ialah isi sel yang secara spontan keluar dari tanaman atau isi sel yang dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya atau zat – zat nabati lainnya dengan cara tertentu dipisahkan dari tanamannya dan belum berupa zat kimia murni
b.   Simplisia Hewani
Simplisia berupa hewan utuh, bagian hewan atau zat – zat berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa zat kimia murni

c.       Simplisia pelican (mineral)
Simplisia yang berupa bahan pelican (mineral) yang belum     diolah dengan cara sederhana dan belum berupa zat kimia murni
2. 4      DETERMINASI
Determinasi adalah suatu kata yang begitu hebat yang mencerminkan sifat-sifat seorang yang berhasil dalam dunia ini. Determinasi tumbuhan dilakukan untuk mengidentifikasi klasifikasi tumbuhan tersebut berdasarkan ciri – ciri morfologi maupun anatominnya. Kata kunci determinasi atau kunnci dikotom adalah cara atau langkah dan mengenali organisme dan mengelompokkannya pada takson makhluk hidup. Kunci dikotomis berisi deskripsi ciri – ciri organisme yang disajikan dengan karakter berlawanan. Kunci dikotomis terdiri dari sederetan pernyataan yang terdiri dari dua baris dengan ciri yang berlawanan. 










BAB III
METODE KERJA

3.1 Alat dan bahan
3.1.1        Herbarium
3.1.1.1 Alat Herbarium

1.      Cuter                                                                                             2. Gergaji       
 





3.      Gunting                 
                 





3.1.1.2 Bahan Herbarium                                                                                  
           1. Alkohol                                                                               2. Bambu
 









3.Karung                                                                     4. Kapas
 







5.      Kertas HVS                                                                                 6. Lakban









7.      Kompas     
 








3.1.2        Simplisia
3.1.2.1              Alat simplisia

1.      Cuter                                                                           2. Gergaji       
 








3.Gunting                                      

 












3.1.1.2 Bahan simplisia                                                                                      
           1. Alkohol                                                                   2. Bambu
 








3.Karung                                                                     4. Kapas
 






6.      Lakban
5.      Kertas HVS
                                                    
           






7. Kompas
 










3.2      LOKASI DAN WAKTU PELAKSANAAN
3.2.1  lokasi pelaksanaan PKL
Tempat pelaksanaan PKL di Desa Bilungala Kecamatan Bone pantai Kabupaten Bone Bolango Provinsi Gorontalo
  3.2.2 Waktu pelaksanan PKL
Pelaksanaan PKL dilaksanakan pada tanggal 6 sampai 9 oktober 2011














3.3      Cara Kerja
3.3.1 Herbarium
HERBARIUM (SKEMA)
Rounded Rectangle: • Tanaman utuh
• 5 bentuk daun
• 3 bentuk batang
• 2 bentuk akar
 




-          Disortasi basah
-          Pencucian sampel
Rounded Rectangle: pengokotor
 


-          Dicuci dengan alkohol 70%
-          Dipress dengan sasak
-          Rounded Rectangle: Herbarium kering Dikeringkan 

 

-          Rounded Rectangle: Herbarium  Diberi keterangan dan dibingkai




3.3.2 Simplisia
Simplisia (SKEMA)
Rounded Rectangle: Tanaman jeruk purut
 



-          Di panen
-          Disortasi basah
-          Pencucian sampel
Rounded Rectangle:    serbuk
Rounded Rectangle: Haxel
 


   - Dikeringkan                                  -  Dikeringkan
- Digunting berbentuk dadu           -  Digunting seperti     Dadu
- Disimpan pada wadah berkaca    - Disimpan pada wadah   berkaca
                              - Dihaluskan







BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1  Hasil Kerja
4.1.1        Herbarium
       hasil kerja herbarium telah kami kerjakan melalui tahap-tahap pembuatan herbarium tetapi hasil herbarium yang kita dapat sekarang belum mengalami hasil akhir karena dalam pembuatan herbarium setelah di pres dan di tempelkan kemudian di simpan selama 3 bulan di tempat  yang tidak mudah berjamur, untuk menghasilkan hasil yang memuaskan. Kegunaan pembuatan herbarium adalah untuk menambah wawasan tentang keanekaragaman yang berasal dari tumbuhan sehingga kita bisa juga mendikripsikan tumbuh-tumbuhan yang akan dibuat untuk herbarium
4.1.2        Simplisia
       Hasil akhir dari pembuatan simplisia telah selesai dari simplisia serbuk maupum  simplisia haksel . untuk simplisia yang serbuk hasilnya dalam bentuk serbuk artinya sudah dihaluskan dengan cara ditumbuk menggunakan alu . sedangkan simplisa dalam bentuk haksel hasilnya masih dalam bentuk potongan kecil-kecil .





4.2  pembahasan
4.2.1        herbarium
1.      tanaman utuh
Jeruk purut
a.       Klasifikasi
Kingdom            :  Plantae
Divisi                  :  Maknoliophyta
Kelas                  :  Magnoliopsida
Subkelas    :           Rodidae
Ordo                   :  Sapindales
Family                :  Rutaceae
Genus        :           Citrus
Spesies               :  Citrus hystrix
(platmator)


b.      Deskripsi
Tanaman jeruk purut berasal dari kawasan indo-malaya yang mencakup indo-cina, malaysia, indonesia, filipina (asia tenggara). Pohonnya pendek dan rindang. Berumur pendek, buahnya sangat lebat dan produktuktif berbuah sepanjang tahun. Tmpat tumbuh pada dataran rendah 1-400 m dpl.
Akar tumbuhan jaruk purut merupakan akar yang berbentuk tunggang (radix primaria).
Batang berkayu berbentuk bulat (teres), bercabang monopodial dengan permukaan berduri (spinosus), arah tumbuh batang tegak lurus (erectus), arah tumbuh cabang condong ke atas (patens).
Daun jeruk purut merupakan daun tidak lengkap yang tidak memiliki pelepah, helain daun berbentuk bulat telur (ovatus), daun menyirip beranak daun satu (unifoliolatus), pangkal daun tumpul (obtusus), ujung daun tumpul (obtusus), tulang daun menyirip (penninervis), tepi daun rata berbagi menyirip (pinnatipartitus), tangkai daun pendek, permukaan daun mengkilat (nitidus), daging daun seperti kulit atau belulang (coriaceus), dengan warna daun hijau tua. Bunga berbentuk seperti bintang (rotatus), bertangkai pendek berbunga banyak (planta multifolia) dengan warna putih kekuningan.
Buah berbentuk bulat seperti bola golf dengan kulit berwarna hijau, berkerut dan berbenjol-benjol. Daging buah terasa asam dan pahit getir.
c.       Kandungan kimia
Daun mengandung tanin 1,8 %, steroid triterpenoid, dan minyak atsiri 1-1,5% v/b. Kulit buah mengandung saponin, tanin 1%, steroid triterpenoid dan minyak atsiri yang mengandung sitrat 2-2,5% v/d.
d.      Khasiat dan manfaat
Daun berkhasiat sebagai stimulan dan penyegar. Digunakan untuk mengatasi badan letih dan iemah sehabis sakit berat. Kulit buah berkhasiat sebagai stimulan, berbau khas aromatik, rasanya agak asin, kelat dan lama-kelamaan agak pahit. Buah di gunakan untuk mengatasi influensa, badan terasa lelah, rambut kepala yang bau, serta kulit bersisik dan mengelupas.


.
Batak: unte mukur, unte pangir; Lampung: lumo purut, lemau sarakan; Nias: dema kafalo; Sunda, Jawa: limau purut, jeruk wangi, jeruk purut; Bali: jeruk linglang, jeruk purut; Flores: mude mantang busur, mude nelu; Seram: ahusi lepea; Bragis: lemo puru; Arafuru: munte kereng; Ambon: usi ela; Halmahera: lemo jobatai, wama faleela.
1.      Daun
1)      Biduri.  
a.      Klasifikasi
-          Kindom          : Plantae
-          Subkindom     : Tracheobionta
-          Superdivisi     : Spermatophyta
-          Divisi              : Maknoliophyta
-          Kelas               : Magnoliopsida
-          Subkelas          : Asteridae
-          Ordo                : Gentinales
-          Famili             : Asclepiadaceae
-          Genus              : Calotropi
-          Species            : Calotropis gigantae.
b.    Deskripsi
Biduri (Calotropis gigantea) merupakan tumbuhan perdu liar yang berasal dari India yang sangat sulit untuk dibasmi karena perkembangbiakannya yang cepat. Berumur menahun atau pariental. Selain itu, juga mengandung berbagai zat toxic yang biasa disebut zat alelopati. Zat inilah yang melindunginya dari insekta pengganggu. Zat alelopati pada tanaman merupakan bahan yang dapat dimanfaatkan sebagai insektisida alami. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005), biduri adalah pohon yang seratnya dapat dijadikan pakaian; Calotropis gigantea. Tanaman .ini tersebar di seluruh Asia Tenggara, biasanya tumbuh di tanah yang kurang subur, padang rumput kering dari lereng-lereng gunung yang rendah, serta di pantai pada dataran tinggi pada ketinggian 500-1500 m dpl dengan frekuensi yang banyak (Anonim2 2009).
Daun biduri merupakan daun tidak lengkap karena tidak memiliki upih dan tangkai daun (vagina dan  petiolus) tetapi hanya memiliki helaian daun (lamina) yang melekat atau duduk pada batang yang di sebut daun duduk (sissilia), bentuk helaian daun bangun bulat telur (ovatus), ujung daun tumpul (obtusus), tulang daun menyirip (penninervis), tepi daun rata (integer), permukaan daun berambut kasap (scaber), daging daun seperti kulit atau belulang (coreaceus), warna daun hijau muda putih. Bunga majemuk, berbentuk payung (umbella), dengan titik tumbuh di ketiak daun (axillaris), tangkai panjang berbunga banyak (planta multifolia) dengan warna kelopak warna hijau, mahkota berwarna putih sedikit keunguan.
c.     Kandungan kimia
Akar mengandung saponin, sapogenin, kalotropin, kalotoksin, uskarin, kalaktin, gigantin dan harsa. Daun mengandung saponin, flavonoid, polivenol, tanin, dan kalsium oksalat. Batang mengandung tanin, saponin, dan kalsium oksalat. Getah mengandung racun jantung yang menyerupai digitalis.
d.    Khasiat dan manfaat
Kulit akar berkhasiat melancarkan aliran empedu ke usus, pembulu keringat, perangsang muntah, memacu kerja enzim pencernaan dan peluruh kencing. Kulit kayu berkhasiat sebagai emetik sedangkan bunga berkhasiat sebagai tonik dan untuk menambah nafsu makan. Daun berkhasiat sebagai obat kulit dan menghilangkan gatal. Getah beracun dan dapat menyebabkan muntah, tetapi berkhasiat sebagai obat pencahar. Kulit akar di gunakan sebagai pengobatan demam, perut terasa penuh, kaki pegal dan lemas, gigitan ular beracun, borok kronis. Daun di gunakan untuk pengobatan kudis, luka, borok, sariawan, gatal pada cacar air, campak, demam dan batuk. Bunga di gunakan sebagai pengobatan radang lambung, batuk, sesak nafas, influensa, kencing nanah dan kusta. Getah di gunakan untuk pengobatan bisul, eksim, luka, sakit gigi, dan pembesaran kelenjar getah bening.



b.    Nama daerah
Sumatera: Rubik, biduri, rembega, lembega, rumbigo; Jawa: babakoan, badori, biduri, widuri, saduri; Bali: monori, maduri; Nusa tenggara: modo kapouk, kolonsusu, kore; Sulawesi: rambega.
1.    Bugenfil.
a.         Klasifikasi
Kingdom                : Plantae
Subkindom             : Tracheobionta
Superdivisi             : Spermatophyta
Divisi                     : Maknoliophyta                                      
Kelas                      : Magnoliopsida
Subkelas                 : Hamametidae
Ordo                       : Curryophyllate
Family                    : Nictaginaceae
Genus                      : Bougainvillea
Spesies                    : Bougainviilea spectabilis
b.      Deskripsi.
Tumbuhan bugenfil merupakan tumbuhan perdu tahunan atau berbatang keras, tempat tubuh pada dataran rendah dengan ketinggian 1-1400 m di atas permukaan laut, dengan frekuensi keberadaan tanaman banyak, hidup di permukaan tanah yang lembab, kering, dan tanah yang berbatu dan berkerikil yang biasanya di jadikan tanaman hias dengan perkembang biakan yang cepat.
Daun bogenfil merupakan daun tidak lengkap karena tidak memiliki upih daun (vagina) ) tetapi hanya memiliki helaian daun (lamina) dan tangkai daun (petiolus), bentuk helaian daun bangun jantung (cordatus), ujung daun meruncing (acuminatus),pangkal daun berlekuk (emarginatus), tulang daun menyirip (penninervis), tepi daun rata (integer), permukaan daun licin (laevis), daging daun seperti kertas (papyraceus), warna daun hijau tua.
c.       Kandungan kimia
Daun, bunga, akar, dan kulit batang mengandung saponin dan polifenol.
3. Sambiloto
 a.   Klasifikasi
Kingdom                : Plantae
Subkindom             : Tracheobionta
Superdivisi             : Spermatophyta
Divisi                     : Magnoliophyta
Kelas                      : Magnoliopsida
Subkelas                 : Asteridaea
Ordo                       : Scrophulariales
Family                    : Achantaceae
Genus                      : Andrographis
Spesies                    :Andrographis paniculata


b.    Deskripsi.
Tumbuhan sambiloto merupakan terna musiman atau tumbuhan anual, tumbuh liar di tempat terbuka, seperti tepi sungai, tanah lengkap, tumbuh di dataran rendah pada ketinggian 700 m di atas permukaan laut, dengan frekuensi keberadan tumbuh banyak yang tumbuh liar dengan perkembang biakan yang cepat.
Daun sambiloto merupakan daun tidak lengkap karena tidak memiliki upih daun (vagina) ) tetapi hanya memiliki helaian daun (lamina) dan tangkai daun (petiolus), bentuk helaian daun bangun lanset (lanceolatus), ujung daun meruncing (acuminatus),pangkal daun runcing (acutus), tulang daun menyirip (penninervis), tepi daun rata (integer), permukaan daun licin (laevis), daging daun seperti perkamen (perkamenteus), warna daun hijau tua.
c.    Kandungan kimia
Deoksiandrografolid, andrografolid, neoandrografolid, 14-deoksi-11-1, polimetoksiflavon, didehidroandrografolid, homoandrografolid, flavonoid, alkane, keton, aldehid, mineral, asam kresik dan damar.

c.         Khasiat dan manfaat
Berkhasiat sebagai obat hepatitis, kencing manis, darah tinggi, kangker, kusta, asma, leptospirosus, radang amandel, malaria, pneumonia dan bronkitis.
d.        Nama daerah
Sunda: ki oray, ki peurat, takilo; Jawa: bidara, sadilata, sambilata, takila; Sumatra: pepaitan.


4,  Mangga
a.   Klasifikasi.
Kingdom                : Plantae
Subkindom             : Tracheobionta
Superdivisi             : Spermatophyta
Divisi                     : Maknoliophyta
Kelas                      : Magnoliopsida
Subkelas                 : Rosidae
Ordo                       : Sapindales
Family                    : Anacardiaceae
Genus                     : Mangifera
Spesies                    : Mangifera indica
b. Deskripsi.
Tumbuhan mangga merupakan tumbuhan menahun atau tumbuhan keras, tempat tumbuh pada dataran rendah dengan ketinggian 5-1200 m di atas permukaan laut yang tumbuh bebas di atas tanah dengan frekuensi tanaman banyak pada keadaan curah hujan yang tidak terlalu tinggi . Merupakan tanaman yang di perbanyak dengan biji yang berbatang keras, berasal dari India laliu menyebar ke Indonesia dan Malaisia.
 Daun mangga merupakan daun tidak lenkap karena tidak memiliki upih daun (vagina) ) tetapi hanya memiliki helaian daun (lamina) dan tangkai daun (petiolus), bentuk helaian daun bangun jorong (ovalis), ujung daun runcing (acutus),pangkal daun tumpul (obtusus), tulang daun menyirip (penninervis), tepi daun rata (integer), permukaan daun licin (laevis), daging daun seperti kulit atau belulang (coriaceus), warna daun hijau tua.



c.  Kandungan kimia
Vitamin C, karoten dan flavonoid.
d.  Khasiat dan manfaat
Berkhasiat harotenoid, pengelat, peluruh urine, penyegar, penambah nafsu makan, pencakar ringan, peluruh dahak, antioksidan, penyembuhan radang kulit, influensa, asma, gangguan penglihatan, gusi berdarah, radang tenggorokan, sesak nafas, diare, bisul, kudis, perut mules, cacingan, keputihan dan rematik.
e.    Nama daerah
Gorontalo: oile
1.         Tembelekan
a.    Klasifikasi.
Kingdom                : Plantae
Subkindom             : Tracheobionta
Superdivisi             : Spermatophyta
Divisi                      : Maknoliophyta
Kelas                      : Magnoliopsida
Subkelas                 : Acteridae
Ordo                        : Lamiales
Family                    : Verbinaceae
Genus                      : Lantana
Spesies                    : lantana camara
b.    Dekripsi
Tumbuhan tembelekan merupakan tumbuhan perdu tegak atau setengah merambat, dalam golongan semak berduri, tempat tumbuh pada dataran tinggi dengan ketinggian sampai 1.700 m di atas permukaan laut, di tempat panas, banyak dipakai sebagai tanaman pagar, hidup liar di tanah dengan frekuensi tanaman yang banyak.
Daun tembelekan merupakan daun tidak lengkap karena tidak memiliki upih  (vagina) tetapi hanya memiliki helaian daun (lamina) dan tangkai daun (petiolus), bentuk helaian daun bangun bulat telur (ovatus), ujung daun meruncing (acuminatus), pangkal daun tumpul (obtusus) tulang daun menyirip (penninervis), tepi daun bergerigi (serratus), permukaan daun berambut banyak (pilosus), daging daun tipis lunak (herbaceus), warna daun hijau kekuning-kuningan. Bunga majemuk, berbentuk bulir (spica), dengan titik tumbuh di ujung daun, tangkai panjang berbunga banyak (planta multifolia) dengan warna kuning orange. Buah buni, berbentuk bulat berwarna hijau.
c.       Kandungan kimia
Lantadene A, lantadene B, lantanolic acid, lantic acid, humulena, beta-caryophyllena, gamma-terpidena, alpha-pinene, dan p-cymene.
d.    Khasiat dan manfaat
Berkhasiat sebagai obat influensa, TBC, rematik, keputihan, batuk darah, sakit kulit, bisul, bengkak, gatal-gatal, panas tinggi, asma, memar, dan menghentikan pendarahan.
e.     Nama daerah
Sunda: kembang satek, saliyara, tahi ayam; Jawa: kembang telek, tembelekan; Madura: kamanjo, tamanjho; Sumatra: bunga pagar, lai ayam.
2.      Batang
1.      Tembelekan..
a.       Deskripsi.
Batang tumbuhan sambiloto merupakan batang berkayu (lignosus) dalam golongan tumbuhan semak (frutice), bentuk batang induk bangun bulat atau bundar (teres) dengan batang muda berbentuk persegi empat (quadrangularis), bercabang simpodial dengan permukaan berambut dan berduri (pilosus dan spinosus), arah tumbuh batang tegak lurus (erectus), arah tumbuh cabang condong keatas (patens), dengan warna batang coklat orange dan batang muda berwarna hijau.
b.      Kandungan kimia
Lantadene A, lantadene B, lantanolic acid, lantic acid, humulena, beta-caryophyllena, gamma-terpidena, alpha-pinene, dan p-cymene.

c.       Khasiat dan kegunaan
Berkhasiat sebagai obat influensa, TBC, rematik, keputihan, batuk darah, sakit kulit, bisul, bengkak, gatal-gatal, panas tinggi, asma, memar, dan menghentikan pendarahan.
2.      Sambiloto.
a.       Deskripsi
Batang sambiloto merupakan batang  berumput (camus), berbentuk segi empat (quadrangularis), bercabang monopodial dengan permukaan licin (laevis), arah tumbuh batang tegak lurus (erectus), arah tumbuh cabang condong ke atas (patens) dengan warna batang hijau.
b.      Kandungan kimia,
Deoksiandrografolid, andrografolid, neoandrografolid, 14-deoksi-11-1, polimetoksiflavon, didehidroandrografolid, homoandrografolid, flavonoid, alkane, keton, aldehid, mineral, asam kresik dan damar.

c.       Khasiat dan kegunaan
Berkhasiat sebagai obat hepatitis, kencing manis, darah tinggi, kangker, kusta, asma, leptospirosus, radang amandel, malaria, pneumonia dan bronkitis.
3.      Akar
1. Ginje.
a.       Klasifikasi.
 Kingdom                : Plantae
Subkindom             : Tracheobionta
Superdivisi             : Spermatophyta
Divisi                     : Maknoliophyta
Kelas                      : Magnoliopsida
Subkelas                 : Acteridae
Ordo                       : Gentianales
Family                    : Apocynaceae
Genus                      : Thevetia
Spesies                    : Thevetia peruviana

b.      Deskripsi.
Tumbuhan ginje merupakan tumbuhan perdu semusim yang berkayu (lignosus) dalam golongan semak (frutice), tempat tumbuh pada dataran rendah ketinggian 900 m di atas permukaan laut yang tumbuh liar tanah pada ladang dan sebagai tanaman hias pada daerah kering, terdapat dalam keadaan banyak di darat.
Akar berbentuk tunggang (radix primaria), dengan cabang akar yang banyak yang memiliki bagian-bagian leher atau pangkal akar (collum), ujung akar (apex radicis), batang akar (corpus radicis), cabang-cabang akar (radix lateralis), serabut akar (fibrilla radicalis), rambut-rambut akar atau bulu-bulu akar (pilus radicalis), dan tudung akar (calyptra).
c.       Kandungan kimia
 Tevetiana (alkaloid gigitalis), nerifolin, perufosida, rufosida, dan       minyak lemak.

Khasiat dan manfaat
Berkhasiat sebagai tonik, diuretik, antibengkak, dan mengobati infeksi kulit.
d.      Nama daerah
Ginji, ghinje, bunga terompet, dan oleander kuning.
















BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Setelah kami melaksanakan praktek kerja lapangan untuk mata kuliah BOTANI dan membuat Laporan ini, maka dapat diambil kesimpulan sebagaiberikut :
·         Praktek kerja lapangan ini dapat memperluas dan menambah wawasan bagi mahasiswa dalam pendidikan di dunia kerja.
·         Praktek kerja lapangan ini juga dilaksanakan untuk menambah suatu gambaran dalam menjalani dunia kerja.
·         Memiliki tujuan dalam bidang keterampilan bagi mahasiswa untuk setiap praktek yang menerapkan teori-teori langsung pada obyeknya.
·         Mahasiswa diharapkan dapat lebih mengerti dan memahami matakuliah yang menyangkut pada praktek kerja lapangan ini.     
5.2 Saran :
5.2.1  Mahasiswa
              Pelaksanaan praktek ini diharapkan dapat membantu mahasiswa
              dalam mata kuliah BOTANI yang nantinya teori-teori pembelajaran  
              langsung pada obyeknya.
5.2.2  Dosen
              Agar dapat memantau kegiatan mahasiswa yang sedang
              melaksanakan PKL secra intensif sehingga segala kesulitan yang  
              timbul dapat dipecahkan bersama.
            5.2.3   Asisten
                          Dapat memberikan pembelajaran yang berhubungan dengan
                          pekerjaan mahasiswa pada saat melaksanakan PKL, sehingga
                          mahasiswa dapat mengerti dan memahami pekerjaan yang 
                          dilaksanakan.

5.2.4    Masyarakat
             Agar dapat lebih memahami disekitar lingkungan mereka terdapat
             bahan-bahan alam yang memiliki khasiat atau kegunaan sebagai
             bahan pengobatan pada panyakit.













LAMPIRAN :

-          Kegiatan Herbarium
Alat :
Ø  Gunting


Ø  Bambu


Ø  Linggis

Ø  pensil










Ø  pisau

Ø  Paku

Ø  Palu


                        Bahan :           
Ø  Alkohol 70%







Ø  Botol plastik

Ø  Karung


Ø  Koran


Ø  Tali rapia


r
Ø  Sasak


Ø  Lakban



Ø  Kapas









-          Kegiatan simplisia
Alat :
Ø  Pisau



Ø  Gunting

             

Bahan :           
Ø  Koran

·         Karung


Kegiatan pembuatan herbarium                               
·         Pembuatan sasak
 




·         Mencari tanaman
Tumbuhan yang dapat dibuat herbarium sedapat mungikin harus lengkap, artinya mempunyai
 akar, batang, buah, daun, bunga dan sebagainya.
Daun :
Usahakan memperoleh daun daun vertil ( yang mengandung sporangia/sprongium ) dan daun-daun steril ( yang tidak mengandung sporangia/sporangium ),sebab ada paku-pakuan yang kedua macam daun ini berbeda,baik bentuk maupun warna









§  Batang dan akar
Bagian tanaman yang diambil berupa batang dan diambil dan dibersihkan dengan air setelah kering kedalam Koran .


·         Pencucian
Pencucian dibersihakn dengan air mengalir sebab untuk membersihkan tanaman dari benda benda asing dari luar ( tanah, batu dan sebagainya )dan memisahkan tanaman yang tidak dikehendaki .


·         Pengawetan tanaman herbarium dengan memakai alkohol 70%
Karena alkohol 70% mengandung anti bacterial yang dapat mencegah pengaruh bakteri dan jamur .


·         Pewadahan dengan menggunakan lakban tetapi jangan sampai terkena bagian tumbuhan
Karena dapat merusak tumbuhan .





·         Hasil pewadahan daun



·         Hasil pewadahan akar


·         Hasil pewadahan batang


·         Hasil pewadahan tanaman utuh




·         Proses pengepresan




·         Hasil herbarium


Kegiatan pembuatan simplisia
·         Pasca panen
Apabila pengambilan dilakukan secara langsung maka harus memperhatikan keterampilan sipemetik, misalnya di kehendaki daun yang muda,maka daun yang tua jangan dipetik dan jangan merusak tanaman lainnya dan dan waktu pengambilan 09.00-12.00 karena pada waktu tersebut reaksi fotosintesis belangsung dengan sempurna .







·         Pencucian/sortasi basah
Untuk membersihkan tanaman dari benda-benda asing dari luar (tanah, batu, dsb ).


·         Perajangan
Perajangan dilakukan untuk mempermudah proses pnegeringan dan pewadahan .



·         Pengeringan
Tujuan pengeringan untuk mendapatkan simplisia yang awet,tidak rusak dan dapat digunakan dalam jangka waktu yang relatife lama, mengurangi kadar air dan mudah dalam penyimpanan dan dihaluskan bila dibuat serbuk .



·         Sortasi kering
Sortasi kering dilakukan sebelum pewadahan yang bertujuan memisahkan sisa-sia benda asing atau bagian tanaman yang tidak dikehendaki


·         Pengepakan
Haksel :


Serbuk :


Jadwal kegiatan
·         Berangkat Kelokasi :  
           
·         Tiba dilokasi/persiapan posko







·         Apotik hidup



·         Pembuatan sasak

·         Pkl dan pembuatan


·         Refresing















DAFTAR PUSTAKA

Dr. Van Steeeins, C.G.G.J.  2008  flora PT Pradnya Paramita; Jakarta.
Tjitrosoempomo,G.1985.morfologi tumbuhan.Gajah Mada University Press; Yogyakarta.
Anonym.1979.Farmakope edisi3 Departemen Kesehatan Republik Indonesia;Jakarta.
Anonym.2011.botani farmas, (online) http//wikipedia.org (diakses 20 oktober 2011).
Anonym.2010.simplisia,(online) http://dprayetno.files.wordpress.(diakses 18 oktober 2011).




Tidak ada komentar:

Posting Komentar