Sabtu, 21 April 2012

supositoria




  1. definisi


Supositoria adalah sediaan padat dalam berbagai bobot dan bentuk, yang diberikan melalui rektum, vagina atau uretra; umunmnya meleleh, melunak, atau melarut pada suhu tubuh.
Supositoria dapat bertindak sebagai :
}Pelindung jaringan setempat
}Pembawa zat terapeutik yang bersifat lokal atau sistemik.
2. macam2 supositoria
Berdasarkan tempat penggunaan :
Supositoria rektal
  - berbentuk peluru
  - digunakan melalui rektum atau anus
  - bobot : 2-3 gram, yaitu  dewasa 3 g, anak   2 g (menurut FI III). Kurang lebih 2 gram   (menurut FI IV)
  - bentuk torpedo, keunggulannya : jika   bagian yang besar telah masuk melalui   jaringan otot penutup anus, supositoria   akan tertarik masuk dengan sendirinya.
2. Supositoria vaginal (ovula)
  - berbentuk lonjong seperti kerucut
  - digunakan melalui vagina
  - berat antara 3-5 gram, menurut FI III 3-6    gram, umumnya 5 gram.
3. Supositoria uretra (bacilla, bougies)
  - digunakan melalui uretra
  - berbentuk tabung
  - panjang antara 7-14 cm.
BAHAN DASAR SUPOSITORIA
Bahan dasar supositoria (basis) diantaranya :
1. Basis lemak : Oleum cacao (lemak coklat)
2. Basis yang dapat bercampur atau larut air :        gliserin-gelatin, polietilenglikol (PEG)
3. Bahan dasar lain : pembentuk emulsi M/A, misal campuran tween 61 85% dengan gliserin laurat 15%.
BAHAN DASAR SUPOSITORIA
Basis supositoria yang baik harus mempunyai sifat :
1.Padat pada suhu kamar sehingga dapat dibentuk dengan tangan atau dicetak, tetapi akan melunak pada suhu rektum dan dapat bercampur dengan cairan tubuh.
2.Tidak beracun dan tidak menimbulkan iritasi.
3.Dapat bercampur dengan bermacam-macam obat
4.Stabil dalam penyimpanan, tidak menunjukkan perubahan warna, bau, dan pemisahan obat.
5.Kadar air mencukupi
6.Untuk basis lemak, maka bilangan asam, bilangan iodium, dan bilangan penyabunan harus diketahui jelas.
SUPOSITORIA DENGAN BASIS OLEUM CACAO (LEMAK COKLAT)
Untuk menghindari bentuk-bentuk kristal tidak stabil di atas dapat dilakukan dengan cara :
a.  Oleum cacao tidak dilelehkan seluruhnya, cukup 2/3-nya saja yang dilelehkan.
  Jika dilelehkan seluruhnya, maka oleum cacao akan kehilangan semua inti kristal stabil yang berguna untuk memadat.
b.  Penambahan sejumlah kecil bentuk kristal stabil ke dalam lelehan oleum cacao untuk mempercepat perubahan bentuk tidak stabil menjadi bentuk stabil.
c.  Pembekuan lelehan selama beberapa jam atau beberapa hari.
}Zat yang meningkatkan titik lebur oleum cacao : cera atau cetaceum sebanyak 6%.  (>6% : menghasilkan campuran dengan titik lebur 370 C, <4% : menghasilkan campuran dengan titik lebur <330 C).
}Zat yang dapat menurunkan titik lebur oleum cacao : kloralhidrat, fenol, minyak atsiri.
}Lemak coklat jarang digunakan untuk ovula karena meninggalkan residu yang tidak dapat diserap.
}Gelatin tergliserinasi jarang dipakai untuk supositoria rektal karena disolusinya lambat.
Keburukan oleum cacao sebagai basis supositoria :
-Meleleh pada udara yang panas.
-Dapat menjadi tengik pada penyimpanan yang lama
-Titik leburnya dapat naik atau turun jika ditambahkan bahan tertentu.
-Adanya sifat polimorfisme.
-Sering bocor (keluar dari rektum karena mencair) selama pemakaian.
-Tidak dapat bercampur dengan cairan sekresi.
SUPOSITORIA DENGAN BASIS PEG
}Mempunyai titik lebur 35-63 0C.
}Tidak meleleh pada suhu tubuh tetapi lsrut dalam cairan sekresi tubuh.
}Formula yang dipakai :
ü  bahan dasar tidak berair : PEG 4000 (25%)   dan PEG 1000 (75%)
ü Bahan dasar berair : PEG 1540 30%, PEG   6000 50%, dan aqua+obat 20%.
}Keuntungan :
-  Tidak mengkristal atau merangsang
-  Tidak ada kesulitan dengan titik leburnya jika   dibandingkan dengan oelum cacao.
-  Tetap kontak dengan lapisan mukosa karena tidak   meleleh pada suhu tubuh.
}Mempunyai titik lebur 35-63 0C.
}Tidak meleleh pada suhu tubuh tetapi lsrut dalam cairan sekresi tubuh.
}Formula yang dipakai :
ü  bahan dasar tidak berair : PEG 4000 (25%)   dan PEG 1000 (75%)
ü Bahan dasar berair : PEG 1540 30%, PEG   6000 50%, dan aqua+obat 20%.
}Keuntungan :
-  Tidak mengkristal atau merangsang
-  Tidak ada kesulitan dengan titik leburnya jika   dibandingkan dengan oelum cacao.
-  Tetap kontak dengan lapisan mukosa karena tidak   meleleh pada suhu tubuh.
SUPOSITORIA DENGAN BASIS GELATIN
Keburukan :
}Cenderung menyerap air karena sifat gliserin yang higroskopis yang dapat menyebabkan dehidrasi atau iritasi jaringan.
}Memerlukan tempat untuk melindungi dari udara lembap agar bantuk dan konsistensinya terjaga.
Kebaikan :
}Lebih mudah bercampur dengan cairan tubuh dibandingkan dengan oleum cacao.
METODE PEMBUATAN SUPOSITORIA
}Dengan tangan
  Hanya dapat diterapkan untuk supositoria dengan bahan dasar oleum cacao skala kecil, dan jika zat aktif tidak tahan pemanasan.
}Dengan mencetak hasil leburan
§Menggunakan basis gliserin-gelatin : cetakan harus dibasahi dulu dengan parafin cair.
§Menggunakan basis oleum cacao dan PEG : cetakan tidak perlu dibasahi karena akan mengerut pada proses pendinginan dan mudah dilepas dari cetakan.
}Dengan kompresi
  Proses penuangan, pendinginan, dan pelepasan supositoria dilakukan dengan mesin.
PENYIMPANAN SUPOSITORIA
Pada wadah tertutup baik, di tempat sejuk.





















Tidak ada komentar:

Posting Komentar